google-site-verification=5v3yF3hvRUPo-DuRqxVbw2ex6-AD-XqoTKs8dF_pSeQ UNU KALBAR PRESS
Pemasaran Digital dan Media Sosial 0

Pemasaran Digital dan Media Sosial

 

Judul

Pemasaran Digital dan Media Sosial

Penulis

Yuni Fitriyanti, Marhamah, Syarif Muhammad Syaifuddin,Fidia Wulansari, Eddy Suchmawan, Fajar Cahyanto,Hamzah Tawil, Rosadi Jamani, Jun Andiran,Tubagus Mahardhika

Editor

Yuni Firayanti

Layouter

Rosadi

Edisi

Pertama, Juli 2024

Ukuran

17.6 x 25 cm

Jumlah Halaman

113 Lembar

Penerbit

UNU Kalbar Press,  Jl. Ahmad Yani 2 Parit Deraba Kampus UNU Kalbar

www.unukalbarpress.com

ISBN

(dalam proses pengajuan)

Sinopsis 

Buku "Pemasaran Digital dan Media Sosial" lahir dari dedikasi dan kolaborasi para dosen Prodi Manajemen yang bersemangat dalam mengembangkan ilmu pemasaran digital dan media sosial. Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, buku ini berhasil disusun dan diterbitkan sebagai referensi berharga bagi akademisi, praktisi, dan mahasiswa yang tertarik dengan dinamika pemasaran digital.

Dalam era digital yang terus berkembang, cara perusahaan memasarkan produk dan layanan telah berubah drastis, dengan media sosial menjadi platform utama untuk berinteraksi dengan konsumen. Buku ini hadir untuk memenuhi kebutuhan akan pemahaman mendalam mengenai strategi pemasaran digital dan penggunaan media sosial.

Terdiri dari sebelas bab, buku ini membahas berbagai aspek penting dalam pemasaran digital dan media sosial, masing-masing ditulis oleh para ahli di bidangnya:

1. Strategi Pemasaran Konten (Content Marketing) oleh Yuni Firayanti

2. Analisis Data dan Pemasaran Digital oleh Marhamah

3. Penggunaan Influencer dalam Pemasaran Media Sosial oleh Syarif Muhammad Saifuddin

4. Optimasi Mesin Pencari (SEO) dan Pemasaran Mesin Pencari (SEM) oleh Fidia Wulandari

5. Manajemen Komunitas Online dan Engagement Pelanggan oleh Eddy Suchmawan

6. Pemasaran Melalui Media Sosial: Platform Khusus oleh Fajar Nurcahyo

7. Pemasaran Mobile dan Aplikasi oleh Hamzah Tawil

8. Etika dan Privasi dalam Pemasaran Digital oleh Rosadi Jamani

9. Pemasaran Video dan Live Streaming oleh Ahmadi

10. Pemasaran Berbasis AI dan Otomasi oleh Jun Andrian

11. Pemanfaatan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) oleh Tubagus Mahardhika

Setiap bab memberikan wawasan baru dan inspirasi untuk mengembangkan strategi pemasaran yang inovatif dan efektif di era digital ini. Buku ini diharapkan menjadi panduan komprehensif yang membantu pembaca memahami dan mengaplikasikan berbagai teknik pemasaran digital dalam praktik sehari-hari.


 UNU Kalbar, IKIP PGRI, Unissa Brunei Gelar Seminar Internasional "Moderasi Beragama" 0

UNU Kalbar, IKIP PGRI, Unissa Brunei Gelar Seminar Internasional "Moderasi Beragama"

Suasana pembukaan seminar internasional

Marhamah, Dosen UNU Kalimantan Barat

Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Pontianak, dan Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Unissa) Brunei Darussalam berkolaborasi menyelenggarakan seminar internasional bertajuk "Tantangan dan Peluang Pendidikan di Era Digital: Memperkuat Moderasi Beragama" pada Rabu, 3 Juli 2024. Seminar ini diadakan di Auditorium IKIP PGRI dan dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pendidikan, dan instansi terkait.

Seminar internasional ini mengangkat tema moderasi beragama sebagai respons terhadap tantangan dan peluang pendidikan di era digital. Era digital membuka akses yang luas terhadap informasi dan pengetahuan, namun juga menghadirkan potensi penyebaran informasi yang salah dan ujaran kebencian. Oleh karena itu, moderasi beragama menjadi penting untuk ditanamkan dalam pendidikan agar generasi muda dapat berpikir kritis, toleran, dan menghargai perbedaan.

Adapun peserta dari seminar ini adalah mahasiswa UNU Kalbar dan IKIP PGRI, serta para dosen-dosen dari UNU Kalbar, IKIP PGRI, dan IAIN Pontianak. Seminar moderasi beragama dihadiri oleh beberapa narasumber ternama di Indonesia dan Brunei Darussalam, yakni Dr. Cecep Soleh Kurniawan, dosen Universitas Unissa Brunei Darussalam, Prof. K.H. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum, Ketua Umum PB ISNU dan Guru Besar Universitas Islam Malang (UNISMA) Jakarta, Prof. Dr. H. Zeenuddin Hudi Prasojo, M.A, dan Dr. Basuki Wibowo, M.Pd.

Para narasumber dalam seminar ini memaparkan berbagai materi yang terkait dengan tema seminar, seperti peran pendidikan dalam membangun moderasi beragama di era digital, tantangan dan peluang implementasi moderasi beragama dalam kurikulum pendidikan, strategi menumbuhkan karakter moderat pada peserta didik, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempromosikan moderasi beragama. Seminar internasional ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Banyak pertanyaan dan komentar yang mencerminkan tingginya minat mereka terhadap tema seminar ini.

Moderasi beragama menjadi topik penting di Indonesia dan Brunei Darussalam, dua negara dengan mayoritas penduduk muslim. Memahami ruang lingkup dan persamaannya di kedua negara ini penting untuk mempromosikan pemahaman Islam yang moderat dan toleran.

Di Indonesia, moderasi beragama dimaknai sebagai penengah antara ekstremisme dan liberalisme. Moderasi Islam di Indonesia berusaha mencari keseimbangan antara dua kutub ekstrem, yaitu ekstremisme yang kaku dan liberalisme yang kebablasan. Penghargaan terhadap keragaman juga menjadi bagian penting, mengingat Indonesia dengan kekayaan budayanya menjunjung tinggi toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Moderasi Islam di Indonesia selaras dengan prinsip ini. Penekanan pada nilai-nilai universal Islam seperti keadilan, kasih sayang, dan kemanusiaan universal menjadi landasan moderasi Islam di Indonesia. Selain itu, moderasi Islam di Indonesia tidak mengabaikan budaya lokal yang telah mengakar kuat di masyarakat, justru berusaha mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal.

Di Brunei Darussalam, moderasi beragama memiliki beberapa kesamaan dengan Indonesia namun dengan beberapa penekanan khusus. Penekanan pada mazhab Syafi'i sangat kental di Brunei Darussalam, sehingga moderasi Islam di sana berpegang teguh pada prinsip-prinsip mazhab ini. Penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara juga menjadi ciri khas moderasi Islam di Brunei Darussalam, yang memastikan penerapan syariat dilakukan dengan adil dan toleran. Budaya Melayu yang kental di Brunei Darussalam menjadi salah satu pilar moderasi Islam di negara ini. Nilai-nilai seperti kesantunan, musyawarah, dan gotong royong selaras dengan prinsip-prinsip Islam moderat.

Meski terdapat banyak kesamaan dalam prinsip-prinsip dasar seperti penegakan nilai-nilai universal Islam, toleransi, dan penolakan terhadap ekstremisme, moderasi beragama di Indonesia dan Brunei Darussalam menunjukkan kekhasan masing-masing negara. Indonesia menekankan pada nilai-nilai universal Islam dan keragaman budaya, serta mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal. Sementara itu, Brunei Darussalam menekankan pada mazhab Syafi'i, penerapan syariat Islam, dan nilai-nilai Melayu. Pendekatan di Indonesia berusaha menjadi penengah antara ekstremisme dan liberalisme, sedangkan di Brunei Darussalam penerapan syariat Islam yang moderat dan toleran menjadi fokus utama.

Seminar internasional yang diselenggarakan oleh UNU Kalbar, IKIP PGRI, dan Unissa ini merupakan langkah penting untuk memperkuat moderasi beragama di era digital. Seminar ini telah menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bermanfaat untuk kemajuan pendidikan dan pemahaman agama di Indonesia dan Brunei Darussalam. Diharapkan hasil seminar ini dapat diimplementasikan dalam berbagai kebijakan dan program pendidikan di kedua negara. Memahami persamaan dan perbedaan moderasi beragama di Indonesia dan Brunei Darussalam penting untuk membangun pemahaman Islam yang moderat dan kontekstual di kedua negara.*

Gudang Snack Garuda: Dari Mimpi Kecil Menjadi Inspirasi Besar di Pontianak 0

Gudang Snack Garuda: Dari Mimpi Kecil Menjadi Inspirasi Besar di Pontianak

Marhamah (kiri) menyerahkan piagam penghargaan ke pemilik Garuda Snack didampingi oleh mahasiswanya yang melaksanakan Kuliah Lapangan

Marhamah, Kaprodi Manajemen FE UNU Kalbar

Di balik kesibukan Jalan Inbon Pontianak, berdirilah Gudang Snack Garuda, sebuah toko camilan yang memancarkan semangat dan optimisme pemiliknya. Di balik kesuksesan Gudang Snack Garuda, terdapat kisah inspiratif tentang tekad yang tinggi dan keyakinan yang tak kenal lelah dari sang pemilik.

Berawal dari Mimpi Kecil

Kisah Gudang Snack Garuda dimulai dari mimpi kecil sang pemilik untuk memiliki usaha sendiri. Terinspirasi dari kecintaannya pada camilan dan keinginan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain, ia memutuskan untuk membuka toko camilan. Dengan modal yang terbatas dan tekad yang kuat, ia memulai usahanya dengan penuh keyakinan.

Menempa Jalan Menuju Sukses

Perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Sang pemilik Gudang Snack Garuda harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Ia harus bekerja keras untuk membangun usahanya dari nol, mempelajari seluk beluk bisnis camilan, dan menghadapi persaingan yang ketat. Namun, ia tidak pernah menyerah. Ia terus berinovasi, mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk dan layanannya, dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggannya.

Optimisme yang Melangit

Salah satu kunci utama kesuksesan Gudang Snack Garuda adalah optimisme sang pemilik. Ia selalu percaya bahwa usahanya akan berhasil dan ia selalu memiliki visi yang jelas untuk masa depan. Optimismenya ini menular kepada karyawannya, menciptakan suasana kerja yang positif dan penuh semangat.

Gudang Snack Garuda: Lebih Dari Sekedar Toko Camilan

Gudang Snack Garuda bukan hanya sekedar toko camilan. Gudang Snack Garuda adalah simbol tekad yang kuat, optimisme yang melangit, dan semangat pantang menyerah. Kisah inspiratif sang pemilik menjadi bukti bahwa dengan tekad yang kuat dan kerja keras, mimpi kecil pun dapat menjadi kenyataan.

Pesan untuk Para Pengusaha Muda

Bagi para pengusaha muda yang ingin memulai usaha mereka sendiri, sang pemilik Gudang Snack Garuda memiliki pesan yang ingin disampaikan:

· Percayalah pada diri sendiri dan mimpimu.

· Beranikan diri untuk mengambil risiko.

· Jangan pernah menyerah, bahkan ketika dihadapkan dengan rintangan.

· Teruslah belajar dan berinovasi.

· Bangunlah tim yang solid dan saling mendukung.

· Berikan yang terbaik bagi pelangganmu.

Kisah Gudang Snack Garuda adalah pengingat bahwa dengan tekad yang kuat dan optimisme yang tinggi, semua hal adalah mungkin. Bagi para pengusaha muda yang ingin meraih kesuksesan, Gudang Snack Garuda adalah contoh yang patut diteladani.

Mahasiswa Semester 6 melakukan perkuliahan lapangan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) dengan Gudang Snack Garuda di Jalan Imbon Pontianak. Gudang Snack Garuda merupakan distributor snack ternama di Kalimantan Barat yang telah berdiri sejak tahun 2020. Perkuliahan lapangan ini bertujuan untuk menerapkan konsep SKB yang telah dipelajari di kelas ke dalam dunia nyata.

Memiliki usaha sendiri, seperti Gudang Snack Garuda di Jalan Inbon Pontianak, tentu membutuhkan kegigihan dan keuletan. Salah satu aspek penting dalam menjalankan usaha adalah pengelolaan keuangan yang baik. Berikut beberapa tips manajemen keuangan yang dapat membantu pemilik Gudang Snack Garuda:

1. Catat Semua Transaksi Keuangan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencatat semua transaksi keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran. Pencatatan ini dapat dilakukan secara manual atau menggunakan software akuntansi. Dengan mencatat semua transaksi, Anda dapat mengetahui dengan jelas kondisi keuangan usaha Anda dan membuat keputusan yang tepat.

2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Keuangan Usaha

Sangat penting untuk memisahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha. Hal ini untuk menghindari pencampuran dana dan membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih transparan. Gunakan rekening bank yang berbeda untuk keperluan pribadi dan usaha.

3. Buatlah Anggaran Keuangan

Buatlah anggaran keuangan yang realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan usaha Anda. Anggaran ini harus mencakup semua pengeluaran, seperti biaya sewa, gaji karyawan, biaya operasional, dan biaya pembelian stok. Dengan memiliki anggaran, Anda dapat mengontrol pengeluaran dan memastikan bahwa keuangan usaha Anda tetap stabil.

4. Kelola Persediaan Barang dengan Baik

Persediaan barang merupakan salah satu aset penting dalam bisnis camilan. Lakukan perhitungan stok secara berkala dan lakukan pemesanan barang baru sesuai dengan kebutuhan. Hindari penumpukan stok barang yang berlebihan, karena dapat menyebabkan kerugian akibat kerusakan atau kadaluarsa.

5. Terapkan Sistem Penjualan yang Efektif

Gunakan sistem penjualan yang efektif untuk meminimalkan risiko kerugian. Terapkan sistem pembayaran yang jelas dan terstruktur, seperti pembayaran tunai, transfer bank, atau menggunakan aplikasi pembayaran digital. Pantau piutang pelanggan dengan baik dan lakukan penagihan secara berkala.

6. Lakukan Penghematan Biaya

Carilah cara untuk menghemat biaya operasional tanpa mengurangi kualitas produk dan layanan. Lakukan negosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih murah, hemat penggunaan energi, dan cari alternatif bahan baku yang lebih ekonomis.

7. Sisihkan Dana untuk Cadangan

Sisihkan sebagian dari keuntungan usaha Anda untuk dana cadangan. Dana cadangan ini dapat digunakan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga, seperti kerusakan peralatan atau penurunan penjualan.

8. Carilah Informasi dan Pelatihan

Teruslah belajar dan mencari informasi tentang manajemen keuangan. Ikuti pelatihan atau seminar tentang pengelolaan keuangan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Anda.

9. Gunakan Jasa Akuntan Profesional

Jika Anda merasa kesulitan untuk mengelola keuangan usaha Anda sendiri, pertimbangkan untuk menggunakan jasa akuntan profesional. Akuntan profesional dapat membantu Anda dalam pencatatan keuangan, pembuatan laporan keuangan, dan memberikan saran-saran untuk meningkatkan kesehatan keuangan usaha Anda.

10. Konsisten dan Disiplin

Kunci utama dalam manajemen keuangan yang baik adalah konsistensi dan disiplin. Terapkan tips-tips di atas secara konsisten dan disiplin, dan Anda akan dapat mengelola keuangan usaha Anda dengan lebih baik dan mencapai kesuksesan yang Anda impikan.

Ingatlah bahwa manajemen keuangan yang baik adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis. Dengan menerapkan tips-tips di atas, pemilik Gudang Snack Garuda dapat memastikan bahwa keuangan usahanya tetap stabil dan berkembang.

 

Gudang Snack Garuda adalah distributor snack ternama di Kalimantan Barat yang telah berdiri sejak tahun 2000. Perusahaan ini didirikan oleh [Mukarromah] dan saat ini dipimpin oleh [Jumariyah]. Gudang Snack Garuda beralamat di Jalan Imbon Pontianak, Kalimantan Barat.

Gudang Snack Garuda memasarkan berbagai macam snack dari berbagai merek ternama di Indonesia, seperti Garuda Food, Mondelez, Mayora, dan Indofood. Perusahaan ini memiliki jaringan distribusi yang luas di seluruh Kalimantan Barat, dengan pelanggan yang terdiri dari toko grosir, toko eceran, dan supermarket.

Adapun Distributor yang menjadi Fatner Gudang Garuda Snack adalah reselesr jawa timur, yang mana mereka melakukan sistem pertukaran barang dengan sistem olakan.

Produk dan Layanan

Gudang Snack Garuda menawarkan berbagai macam snack, antara lain:

· Keripik

· Kacang-kacangan

· Biskuit

· Wafer

· Permen

· Cokelat

Gudang Snack Garuda juga menyediakan layanan antar barang kepada pelanggannya.

Aspek-aspek yang Perlu Dikaji dalam Studi Kelayakan Bisnis Gudang Snack Garuda

Ada beberapa aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan bisnis Gudang Snack Garuda, antara lain:

Aspek Pasar

· Analisis potensi pasar

· Analisis target pasar

· Analisis persaingan

Aspek Teknis

· Analisis proses produksi

· Analisis teknologi yang digunakan

· Analisis lokasi usaha

Aspek Manajemen

· Analisis struktur organisasi

· Analisis sumber daya manusia

· Analisis sistem manajemen

Aspek Keuangan

· Analisis modal yang dibutuhkan

· Analisis proyeksi laba rugi

· Analisis kelayakan investasi

Hasil Analisis Kelayakan Bisnis Gudang Snack Garuda

Berdasarkan hasil analisis kelayakan bisnis, Gudang Snack Garuda layak untuk dijalankan. Gudang Snack Garuda memiliki peluang pasar yang besar, keunggulan kompetitif, proses produksi yang efisien, lokasi usaha yang strategis, struktur organisasi yang jelas, sistem manajemen yang baik, sumber daya manusia yang kompeten, dan proyeksi laba rugi yang positif.

Gudang Snack Garuda adalah perusahaan distributor snack yang memiliki prospek bisnis yang cerah. Perusahaan ini memiliki peluang pasar yang besar, keunggulan kompetitif, dan manajemen yang baik. Oleh karena itu, Gudang Snack Garuda layak untuk mendapatkan pendanaan dan perlu untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanannya.

 

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis (SKB) adalah penelitian yang dilakukan untuk menilai kelayakan suatu usaha atau proyek sebelum dijalankan. SKB bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang apakah suatu usaha atau proyek layak untuk dijalankan atau tidak.

Masa perkuliahan semester 6 merupakan momen transisi penting bagi mahasiswa. Di satu sisi, mereka masih disibukkan dengan kegiatan akademik dan menyelesaikan tugas akhir. Di sisi lain, mereka mulai memikirkan masa depan dan mencari peluang untuk memulai perjalanan profesional mereka.

Memiliki ide untuk melakukan bisnis sejak dini merupakan langkah yang positif dan penuh prospek. Berikut beberapa keuntungan memulai bisnis di usia muda, khususnya bagi mahasiswa semester 6:

1. Fleksibilitas Waktu dan Energi:

Mahasiswa semester 6 umumnya memiliki lebih banyak waktu luang dibandingkan dengan mereka yang sudah bekerja full-time. Hal ini memungkinkan mereka untuk fokus dan mencurahkan lebih banyak waktu dan energi untuk mengembangkan bisnis mereka.

2. Semangat dan Kreativitas Tinggi:

Mahasiswa di usia ini umumnya memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi. Mereka tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan berani mengambil risiko. Semangat dan kreativitas ini menjadi modal penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis.

3. Akses Jaringan dan Komunitas:

Lingkungan kampus menyediakan akses yang luas ke jaringan dan komunitas yang dapat membantu mahasiswa dalam memulai bisnis mereka. Mereka dapat belajar dari pengalaman wirausahawan lain, mendapatkan mentor, dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

4. Kemudahan Mengikuti Tren:

Mahasiswa yang masih aktif di kampus umumnya lebih peka terhadap tren terkini dan kebutuhan pasar. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan bisnis yang sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar saat ini.

5. Peluang untuk Belajar dan Berkembang:

Memulai bisnis sejak dini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan berkembang dalam berbagai aspek. Mereka dapat belajar tentang manajemen keuangan, pemasaran, kepemimpinan, dan berbagai keterampilan lainnya yang penting dalam dunia bisnis.

6. Mempersiapkan Masa Depan:

Memiliki pengalaman berbisnis sejak dini dapat menjadi bekal yang berharga bagi mahasiswa saat memasuki dunia kerja. Pengalaman ini dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja dan membuka peluang untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Tips Memulai Bisnis untuk Mahasiswa Semester 6:

· Temukan ide bisnis yang sesuai dengan minat dan bakat Anda.

· Lakukan riset pasar untuk mengetahui peluang dan kebutuhan pasar.

· Buatlah rencana bisnis yang matang dan terstruktur.

· Mulai dari skala kecil dan bertahap.

· Gunakan teknologi dan media sosial untuk memasarkan bisnis Anda.

· Belajarlah dari pengalaman dan teruslah berinovasi.

· Jangan mudah menyerah dan pantang putus asa.

Memulai bisnis sejak dini bukanlah hal yang mudah, namun dengan tekad, kerja keras, dan strategi yang tepat, mahasiswa semester 6 dapat meraih kesuksesan dan membuka jalan menuju masa depan yang gemilang.

Ingatlah bahwa kunci utama dalam memulai bisnis adalah kegigihan, keuletan, dan semangat pantang menyerah. Dengan tekad yang kuat dan kerja keras, mahasiswa semester 6 dapat mewujudkan mimpi mereka untuk menjadi wirausahawan yang sukses. 

Kuliah Lapangan Bersama Mahasiswa Manajemen UNU Kalbar 0

Kuliah Lapangan Bersama Mahasiswa Manajemen UNU Kalbar

Marhamah (kanan) menyerahkan piagam penghargaan ke Nelli Sari dalam Kuliah Lapangan di Bisnis Pemula Coffee Shop Pontianak, 10 Juni 2024

Kuliah tidak hanya di dalam kelas. Kuliah di lapangan jauh lebih menarik. Hal inilah yang dilakukan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNU Kalbar mengajak mahasiswanya kuliah lapangan di Bisnis Pemula Coffee Shop Pontianak, 10 Juni 2024.

“Kita mengajak mahasiswa belajar langsung sama ahlinya. Kita bawa ke Bisnis Pemula Coffee Shop untuk melihat dari dekat bagaimana mengelola sebuah bisnis,” kata Ketua Prodi Manajemen, Marhamah SE MM, Rabu (12/6/2024).

Dijelaskannya, ini memperkenalkan program kuliah lapangan bagi mahasiswa manajemen. Program ini dilaksanakan di Jalan Sultan Abdurrahman Pontianak. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengalaman nyata dan wawasan kepada mahasiswa mengenai dunia usaha, khususnya dalam bidang bisnis kopi.

“Saya melihat mahasiswa sangat antusias mengikuti kuliah lapangan ini. Harapan kita sebagai dosen mereka bisa langsung menyerap ilmu yang didapat. Mudah-mudahan ada di antaranya bisa tertarik bisnis coffee shop,” harap Marhamah.

Dalam kegiatan itu dihadiri oleh Nelli Sari, seorang pengusaha kopi sukses dari Kopi Berkah Jaya. Beliau berbagi banyak pengalaman berharga serta trik dan tips yang dapat diaplikasikan oleh para mahasiswa yang ingin memulai usaha di bidang kopi. Beberapa poin penting yang disampaikan Nelli antara lain pentingnya riset pasar dan perencanaan matang, menemukan niche dan konsep unik, memilih biji kopi berkualitas tinggi, serta memiliki pengetahuan dasar tentang kopi. Tips ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat bagi mahasiswa untuk memulai usaha mereka sendiri.

Selain belajar dari Nelli, mahasiswa juga diajak untuk berinteraksi langsung dengan para pelaku usaha muda lainnya. Mereka mendapatkan kesempatan untuk memahami bagaimana cara membangun bisnis dari awal, mengelola keuangan, melakukan strategi pemasaran, dan menghadapi tantangan operasional sehari-hari. Melalui interaksi ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu teori tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan di dunia nyata.

Kuliah lapangan ini memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa. Pertama, mereka dapat belajar langsung dari pengalaman praktis para pengusaha. Kedua, mereka dapat mengembangkan keterampilan praktis yang diperlukan dalam menjalankan usaha. Ketiga, kegiatan ini membuka peluang untuk membangun jaringan dengan para pelaku usaha muda yang sukses. Keempat, melihat langsung bagaimana usaha dibangun dan berkembang dapat meningkatkan motivasi dan semangat wirausaha mahasiswa. Terakhir, mereka dapat memperluas wawasan dan perspektif mengenai berbagai model bisnis dan strategi pemasaran.(ros) 

 

Buku Kualitas Tanah 0

Buku Kualitas Tanah



 Judul
Buku Kualitas Tanah

Penulis
Rossie Wiedya Nusantara, Rinto Manurung

Cetakan
Pertama, Mei 2024

Jumlah Halaman 
vi + 62

Ukuran
16.5 x 24 cm


Penerbit
UNU Kalbar Press
Kampus UNU Kalbar Jl. Parit Deraba Kubu Raya
www.unukalbarpress.com

Sinopsis
Materi dalam buku ini berisikan tentang pengertian kualitas tanah,faktor-faktor dalam penentuan kualitas tanah, upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas tanah, dan indeks kualitas tanah. Penekanan buku ajar ini tentang studi kasus kualitas tanah akibat alih fungsi lahan di Provinsi Kalimantan Barat menjadi lahan-lahan terbuka dan pertanian dan gambaran karakteristik fisika, kimia dan biologi tanah gambut akibat alih fungsi lahan serta indeks kualitas tanah. 

Penyusunan buku Kualitas Tanah ini menjadi salah satu sumber referensi bagi siapa yang ingin mempelajari tentang tanah. Bagi yang ingin belajar tentang Kualitas dan Kesehatan Tanah buku ini sangat cocok untuk dibaca. Untuk membaca atau membeli buku ini, bisa dihubungi alamat penerbit




Bola dan Kecurangan: Realitas Pahit di Balik Hijau Lapangan 0

Bola dan Kecurangan: Realitas Pahit di Balik Hijau Lapangan


Rosadi Jamani, Dosen UNU Kalimantan Barat

 Pendahuluan

Sepakbola, sebagai olahraga paling populer di dunia, memiliki peran penting dalam menyatukan masyarakat global (Indrawan & Aji, 2019). Pertandingan sepakbola tidak hanya menjadi ajang kompetisi antar-negara, tetapi juga menjadi momen di mana ribuan suporter berkumpul untuk merayakan semangat persatuan dan kebersamaan (Veno, 2016). Namun, di balik gemerlap sorakan dan kegembiraan, terdapat realitas pahit yang sering kali tersembunyi-kecurangan yang dapat mempengaruhi integritas olahraga ini (Romadhon & Suhartono, 2023).

Pada pertandingan Senin malam, 15 April 2024, Timnas Indonesia U-23 berhadapan dengan Timnas Qatar U-23. Meskipun gemerlap sorakan suporter memenuhi stadion, di balik layar, terdapat ketegangan dan perjuangan yang tidak selalu terlihat. Kedua tim berusaha keras untuk meraih kemenangan. Namun, Qatar berhasil unggul dengan skor 2-0. Gol-gol dari Khaled Ali dan Ahmed Al Rawi membawa Qatar menuju kemenangan.

Di akhir babak pertama, Timnas Indonesia dihukum penalti setelah Rizky Ridho melakukan pelanggaran di kotak penalti. Babak kedua, permainan semakin tegang dan cenderung kasar. Dua kartu merah dilayangkan wasit Ivar Jenner dan Ramadan Sananta. Kondisi ini membuat permainan Timnas menurun. Pada akhirnya laga dimenangkan oleh Qatar. Di balik laga tersebut penuh kontroversial. Salah satunya aksi diving (pura-pura jatuh) pemain Qatar membuat Ivar Jenner mendapat kartu merah. Wasit tak mau menggunaan Video Assitent Referee (VAR). Padahal, Ivar Jenner tidak menyentuh pemain Qatar. Ada sejumlah pelanggaran lagi yang lebih banyak menguntungkan Qatar. Laga tersebut membuat pelatih Indonesia, Shin Tae-yong menyatakan, ini pertunjukkan komedi (Bagar Reza Murti, 2024). Banyak lagi kecurangan lain yang diungkap berbagai media di balik laga tersebut (Ariefana, 2024).

Artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang realitas pahit yang sering kali tersembunyi di balik gemerlap pertandingan sepakbola. Meskipun sepakbola sebagai olahraga paling populer di dunia mampu menyatukan masyarakat global, harus menghadapi fakta bahwa kecurangan dapat merusak integritas olahraga ini. Dengan hasil pertandingan Timnas Indonesia U-23 melawan Qatar di Piala Asia U-23, artikel ini akan mengupas tantangan dan kontroversi untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di lapangan hijau.

Sejarah Kecurangan dalam Sepakbola

Kecurangan dalam sepakbola telah menjadi sorotan sejak pertandingan pertama kali digelar. Sebagai olahraga yang memikat perhatian miliaran penggemar di seluruh dunia, sepakbola kerap menjadi sasaran empuk bagi pihak-pihak yang ingin memanipulasi hasil pertandingan demi keuntungan pribadi atau tim. Salah satu kasus kecurangan paling mencolok dalam sejarah sepakbola adalah skandal "Calciopoli" yang mengguncang dunia sepakbola Italia pada tahun 2006 (Veno, 2016). Skandal ini melibatkan beberapa klub besar seperti Juventus, AC Milan, dan Fiorentina, yang dituduh terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan dan pemberian suap kepada wasit (Baroncelli, 2016) (Distaso et al., 2012).

Meski skandal Calciopoli menjadi sorotan internasional, kecurangan dalam sepakbola bukanlah fenomena eksklusif Italia. Di berbagai belahan dunia, kasus-kasus kecurangan serupa juga telah terjadi, menggugah kesadaran akan urgensi pencegahan dan penindakan kecurangan dalam olahraga ini (Buraimo et al., 2016). Seiring dengan meningkatnya popularitas dan komersialisasi sepakbola, tekanan untuk meraih kemenangan dan keuntungan finansial juga semakin meningkat, memperbesar risiko terjadinya kecurangan (Mohammadi, 2024).

Sebagai respons terhadap meningkatnya kasus kecurangan, banyak liga dan organisasi sepakbola mulai mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat. Mereka meningkatkan pengawasan dan pengendalian, memperkuat aturan dan sanksi, serta menggandeng pihak-pihak terkait seperti polisi dan badan anti-korupsi untuk membantu dalam deteksi dan penindakan kecurangan. Meski demikian, perang melawan kecurangan dalam sepakbola masih terus berlanjut, menuntut komitmen dan kolaborasi semua pihak untuk menjaga integritas dan fair play dalam olahraga.

Jenis-Jenis Kecurangan dalam Sepakbola

Ada beberapa jenis kecurangan yang sering terjadi dalam sepakbola, antara lain manipulasi skor dan hasil pertandingan (Constantinou & Fenton, 2013), pelanggaran aturan dalam permainan, serta korupsi dan pengaruh di balik layar. Manipulasi skor biasanya dilakukan oleh sindikat taruhan ilegal yang ingin mendapatkan keuntungan finansial (Ometto et al., 2018). Selain itu, ada juga pelanggaran aturan seperti diving atau tindakan provokatif untuk mendapatkan keuntungan selama pertandingan (Giulianotti et al., 2004). Korupsi, di sisi lain, sering melibatkan pejabat atau pengurus klub yang menerima suap untuk mempengaruhi keputusan administratif atau transfer pemain (Singer et al., 2010).

Kecurangan dalam sepakbola memiliki berbagai bentuk dan metode yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu jenis kecurangan yang paling sering terjadi adalah manipulasi skor dan hasil pertandingan. Sindikat taruhan ilegal seringkali memanipulasi hasil pertandingan dengan mempengaruhi pemain, ofisial, atau bahkan wasit untuk memastikan taruhan mereka menang. Skema ini biasanya melibatkan suap, ancaman, atau insentif finansial lainnya kepada pihak-pihak yang terlibat.

Selain manipulasi skor, ada juga jenis kecurangan lain yang berhubungan dengan pelanggaran aturan dalam permainan. Diving atau simulasi, di mana pemain berpura-pura jatuh atau cedera untuk mendapatkan pelanggaran dari lawan atau tendangan bebas, adalah contoh nyata dari kecurangan ini. Tidak hanya merugikan integritas permainan, tindakan seperti ini juga dapat mempengaruhi hasil pertandingan dan memberikan keuntungan tidak adil bagi salah satu tim.

Korupsi dan pengaruh di balik layar juga merupakan bentuk kecurangan yang sering terjadi dalam sepakbola (Manoli et al., 2019). Ini bisa mencakup berbagai aktivitas, mulai dari pemberian suap kepada pejabat atau pengurus klub untuk mempengaruhi keputusan administratif atau transfer pemain (Singer et al., 2010), hingga manipulasi proses pemilihan wasit atau ofisial pertandingan. Kejadian-kejadian seperti ini sering kali melibatkan uang yang besar dan dapat merusak integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap sepakbola sebagai olahraga yang adil dan transparan.

Dampak Kecurangan Terhadap Sepakbola

Kecurangan dalam sepakbola memiliki dampak yang merugikan, baik bagi klub dan liga maupun para pemain dan suporter (Özsarı & Görücü, 2023). Secara finansial, kecurangan dapat menyebabkan kerugian besar, baik dalam bentuk denda atau hukuman dari organisasi sepakbola maupun penurunan pendapatan dari sponsor dan hak siar (Garcia-Mas et al., 2015). Selain itu, dampak psikologis juga tidak bisa diabaikan. Pemain dan pelatih yang terlibat dalam kecurangan mungkin mengalami tekanan mental dan stres, sedangkan suporter yang mengetahui kecurangan tersebut bisa kehilangan kepercayaan dan semangat mendukung tim kesayangan mereka.

Kecurangan dalam sepakbola tidak hanya merugikan tim atau individu yang terlibat, tetapi juga memiliki dampak yang luas terhadap integritas dan reputasi olahraga ini secara keseluruhan. Dari sisi finansial, kecurangan dapat menyebabkan kerugian besar bagi klub dan liga. Denda, hukuman, dan penurunan pendapatan dari sponsor dan hak siar adalah konsekuensi langsung yang dapat menghantam keuangan dan operasional klub. Selain itu, reputasi yang rusak akibat kecurangan dapat menghalangi investasi baru, mengurangi jumlah penonton, dan mempengaruhi nilai jual hak siar, mengancam stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi sepakbola.

Dampak psikologis juga menjadi salah satu konsekuensi serius dari kecurangan dalam sepakbola. Pemain dan pelatih yang terlibat dalam kecurangan mungkin mengalami tekanan mental, stres, dan gangguan emosional akibat tekanan untuk meraih kemenangan dan keuntungan. Mereka juga berisiko mengalami stigmatisasi dan penolakan dari masyarakat dan komunitas sepakbola. Di sisi lain, suporter yang mengetahui atau menduga adanya kecurangan dalam tim atau liga kesayangan mereka bisa kehilangan kepercayaan, semangat, dan minat dalam mendukung olahraga ini, mengurangi ikatan emosional dan komitmen mereka terhadap sepakbola.

Selain dampak finansial dan psikologis, kecurangan dalam sepakbola juga merusak integritas dan fair play, dua prinsip dasar yang menjadi pondasi olahraga ini. Ketika kecurangan dibiarkan dan tidak ditindaklanjuti dengan sanksi yang tegas, hal ini dapat menciptakan budaya yang tidak sehat di dalam dunia sepakbola, mempengaruhi moral dan etika atlet, pelatih, dan pengurus klub. Lebih lanjut, hal ini juga dapat merusak citra positif sepakbola sebagai olahraga yang adil, kompetitif, dan inspiratif, mengancam eksistensi dan pertumbuhan olahraga ini di masa depan.

Upaya Pencegahan dan Penindakan

Untuk mengatasi masalah kecurangan, banyak organisasi sepakbola internasional telah mengambil langkah-langkah pencegahan yang ketat. Mereka meningkatkan pengawasan dan pengendalian, menggunakan teknologi canggih untuk mendeteksi kecurangan, serta memberlakukan sanksi tegas bagi pelaku kecurangan. Selain itu, kampanye edukasi dan kesadaran juga dilakukan untuk meningkatkan integritas dan fair play di semua level pertandingan.

Menghadapi ancaman kecurangan yang semakin kompleks dan merajalela, banyak organisasi sepakbola internasional bergerak cepat untuk mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat. Salah satu inisiatif utama adalah meningkatkan pengawasan dan pengendalian dalam pertandingan, termasuk penggunaan teknologi canggih seperti VAR (Video Assistant Referee) (Alonso Dos Santos et al., 2023). VAR untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan (Hamsund & Scelles, 2021). Teknologi ini memungkinkan wasit dan ofisial pertandingan untuk memeriksa kembali kejadian-kejadian krusial dalam pertandingan dan membuat keputusan yang lebih akurat dan objektif, mengurangi risiko kesalahan atau manipulasi (Buyukcelebi et al., 2022).

Selain penguatan pengawasan, pihak-pihak terkait juga gencar melakukan kampanye edukasi dan kesadaran tentang pentingnya integritas dan fair play dalam sepakbola (Krambia Kapardis & Levi, 2023). Program-program ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran atlet, pelatih, ofisial, dan suporter tentang dampak negatif kecurangan serta pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan etika dalam setiap aspek permainan (Abd Ali, 2023). Melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, diharapkan akan tercipta budaya yang lebih sadar dan responsif terhadap ancaman kecurangan dalam olahraga ini.

Tidak kalah pentingnya, organisasi sepakbola juga memperkuat kerjasama dengan pihak berwenang seperti kepolisian, badan anti-korupsi, dan lembaga regulasi lainnya untuk mendeteksi, menyelidiki, dan menindaklanjuti kasus kecurangan dengan sanksi yang tegas. Kolaborasi lintas sektor ini memungkinkan pertukaran informasi, sumber daya, dan keahlian, memperkuat efektivitas dalam pencegahan dan penindakan kecurangan. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan sinergis, diharapkan dapat diciptakan lingkungan sepakbola yang lebih aman, adil, dan transparan bagi semua pihak yang terlibat.

Kesimpulan

Sepakbola adalah olahraga yang indah dan penuh gairah, namun kecurangan sering kali mengancam integritas dan kejujurannya. Untuk mempertahankan keaslian dan kepercayaan masyarakat terhadap sepakbola, kolaborasi antara klub, pemain, suporter, dan organisasi sepakbola sangatlah penting. Hanya dengan kerjasama dan komitmen bersama, kita dapat menjaga kejujuran dan fair play di hijau lapangan.

Berikut ini saran saya untuk sepakbola agar bebas dari segala kecurangan:

1. Penguatan Pengawasan dan Pengendalian: Implementasikan teknologi canggih seperti VAR untuk memeriksa kembali kejadian-kejadian penting dalam pertandingan. Teknologi ini dapat membantu wasit dan ofisial pertandingan dalam membuat keputusan yang lebih objektif dan mengurangi risiko manipulasi hasil pertandingan.

2. Program Edukasi dan Kesadaran: Gelar program edukasi dan kesadaran tentang integritas dan fair play bagi atlet, pelatih, ofisial, dan suporter. Dalam program ini, sampaikan informasi tentang dampak negatif kecurangan dan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dalam sepakbola.

3. Kolaborasi dengan Pihak Berwenang: Tingkatkan kerjasama dengan kepolisian, badan anti-korupsi, dan lembaga regulasi lainnya untuk mendeteksi, menyelidiki, dan menindaklanjuti kasus kecurangan. Pertukaran informasi dan sumber daya antara organisasi sepakbola dan pihak berwenang dapat memperkuat efektivitas dalam pencegahan dan penindakan kecurangan.

4. Penerapan Sanksi Tegas: Terapkan sanksi yang tegas dan konsisten bagi individu atau tim yang terbukti melakukan kecurangan. Sanksi ini dapat berupa denda, diskualifikasi, atau larangan bermain untuk jangka waktu tertentu, sebagai bentuk hukuman dan efek jera.

5. Transparansi dan Akuntabilitas: Mendorong transparansi dalam semua aspek manajemen dan operasional klub, termasuk keputusan transfer pemain, kontrak sponsor, dan keuangan. Dengan adanya transparansi, masyarakat dan suporter dapat memonitor dan menilai kinerja klub dengan lebih objektif dan kritis.

6. Pengembangan Budaya Integritas: Bangun budaya organisasi yang kuat berdasarkan integritas, etika, dan nilai-nilai sportivitas. Melalui pendidikan, pelatihan, dan komunikasi yang berkesinambungan, dorong semua pihak yang terlibat dalam sepakbola untuk menjunjung tinggi integritas dan fair play sebagai prinsip dasar dalam setiap aktivitas dan keputusan.

Dengan penerapan saran-saran konkret di atas secara konsisten dan berkesinambungan, diharapkan sepakbola dapat menjadi olahraga yang bebas dari segala bentuk kecurangan dan menjaga integritas serta reputasi sebagai olahraga yang adil, kompetitif, dan inspiratif bagi semua pihak yang terlibat.

Referensi

Abd Ali, Z. N. (2023). FINANCIAL FAIR PLAY IN EUROPEAN FOOTBALL CLUBS. JOURNAL OF HUMANITIES SOCIAL SCIENCES AND BUSINESS (JHSSB), 3(1). https://doi.org/10.55047/jhssb.v3i1.851

Alonso Dos Santos, M., Sánchez-Franco, M. J., Torres-Moraga, E., & Calabuig Moreno, F. (2023). Effectiveness of sponsoring the video assistant referee system: a comparative exploratory study. International Journal of Sports Marketing and Sponsorship, 24(2). https://doi.org/10.1108/IJSMS-05-2022-0107

Ariefana, P. (2024). Aroma Kecurangan Qatar vs Timnas Indonesia Tercium dari Sebelum Pertandingan, Shin Tae-yong Bongkar Detail Ceritanya. Suara.Com. https://www.suara.com/bola/2024/04/16/112337/aroma-kecurangan-qatar-vs-timnas-indonesia-tercium-dari-sebelum-pertandingan-shin-tae-yong-bongkar-detail-ceritanya

Bagar Reza Murti. (2024). Shin Tae-yong Usai Timnas U-23 Indonesia Kalah dari Qatar: Ini Bukan Pertandingan Sepak Bola, Ini Pertunjukkan Komedi! Bolasport.Com. https://www.bolasport.com/read/314065134/shin-tae-yong-usai-timnas-u-23-indonesia-kalah-dari-qatar-ini-bukan-pertandingan-sepak-bola-ini-pertunjukkan-komedi

Baroncelli, A. (2016). Calciopoli: Reasons and Scenarios for the Soccer Scandal. Italian Politics, 22(1). https://doi.org/10.3167/ip.2006.220113

Buraimo, B., Migali, G., & Simmons, R. (2016). An Analysis of Consumer Response to Corruption: Italy’s Calciopoli Scandal. Oxford Bulletin of Economics and Statistics, 78(1), 22–41. https://doi.org/10.1111/obes.12094

Buyukcelebi, H., Duz, S., Acak, M., Nalbant, U., Svatora, K., Gabrys, T., & Karayigit, R. (2022). Development of the Effect of Video Assistant Referee Application on Football Parameters. Applied Sciences (Switzerland), 12(12). https://doi.org/10.3390/app12126088

Constantinou, A. C., & Fenton, N. E. (2013). Determining the level of ability of football teams by dynamic ratings based on the relative discrepancies in scores between adversaries. Journal of Quantitative Analysis in Sports, 9(1), 37–50. https://doi.org/10.1515/jqas-2012-0036

Distaso, W., Leonida, L., Maimone Ansaldo Patti, D., & Navarra, P. (2012). Corruption and Referee Bias in Football: The Case of Calciopoli. SSRN Electronic Journal, 25–26. https://doi.org/10.2139/ssrn.2004385

Garcia-Mas, A., Fuster-Parra, P., Ponseti, F.-J., Palou, P., Olmedilla, A., & Cruz, J. (2015). Análisis de las relaciones entre la motivación, el clima motivacional y la ansiedad competitiva en jóvenes jugadores de equipo mediante una red Bayesiana. Anales de Psicología, 31(1). https://doi.org/10.6018/analesps.31.1.167531

Giulianotti, R., Bonney, N., & Hepworth, M. (2004). Football, Violence and Social Identity. In Football, Violence and Social Identity. https://doi.org/10.4324/9780203639887

Hamsund, T., & Scelles, N. (2021). Fans’ Perceptions towards Video Assistant Referee (VAR) in the English Premier League. Journal of Risk and Financial Management, 14(12). https://doi.org/10.3390/jrfm14120573

Indrawan, J., & Aji, M. P. (2019). Olahraga sebagai Sarana Pemersatu Bangsa dan Upaya Perdamaian Dunia [Sports as an Instrument of Unifying a Nation and Achieving World Peace]. Verity: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional (International Relations Journal), 10(20), 64. https://doi.org/10.19166/verity.v10i20.1459

Krambia Kapardis, M., & Levi, M. (2023). Fraud and corruption in football: lessons from a survey of match-fixing in Cyprus. Journal of Financial Crime, 30(4). https://doi.org/10.1108/JFC-03-2023-0046

Manoli, A. E., Antonopoulos, G. A., & Bairner, A. (2019). The inevitability of corruption in Greek football. Soccer and Society, 20(2), 199–215. https://doi.org/10.1080/14660970.2017.1302936

Mohammadi, M. (2024). Loyola of Los Angeles International and Comparative Law Review Corruption and Competition : The Wrong Goal in Football Corruption and Competition : The Wrong Goal in Football. 46(3).

Ometto, L., Vasconcellos, F. V. A., Cunha, F. A., Teoldo, I., Souza, C. R. B., Dutra, M. B., O’Sullivan, M., & Davids, K. (2018). How manipulating task constraints in small-sided and conditioned games shapes emergence of individual and collective tactical behaviours in football: A systematic review. International Journal of Sports Science and Coaching, 13(6), 1200–1214. https://doi.org/10.1177/1747954118769183

Özsarı, A., & Görücü, A. (2023). Moral decision-making attitude and psychological well-being: reflections from various sports branches. Physical Education of Students, 27(5). https://doi.org/10.15561/20755279.2023.0509

Romadhon, I. H., & Suhartono, S. (2023). Urgensi Pemberlakuan Lex Sportiva Apabila Terdapat Unsur Pidana Pada Kasus Pengaturan Skor Olahraga Sepakbola. Bureaucracy Journal: Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance, 3(1), 859–870. https://doi.org/10.53363/bureau.v3i1.220

Singer, J. N., Harrison, C. K., & Bukstein, S. J. (2010). A Critical Race Analysis of the Hiring Process for Head Coaches in NCAA College Football. Journal of Intercollegiate Sport, 3(2), 270–296. https://doi.org/10.1123/jis.3.2.270

Veno, A. (2016). Analisis Manajemen Kepemimpinan Melalui Aplikasi Swot Pada Organisasi Pssi (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 1(1), 1. https://doi.org/10.23917/benefit.v1i1.2360